Subscribe

Waspada! BMKG Samarinda Keluarkan Peringatan Bencana Hidrometeorologi di Kaltim

3 minutes read

SAMARINDA, nusaetamnews.com: Warga Kalimantan Timur (Kaltim) diminta bersiap siaga! Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi APT Pranoto Samarinda mengeluarkan imbauan peringatan dini terkait potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir.

Peringatan ini berlaku seiring dengan prakiraan peningkatan curah hujan pada dasarian pertama Desember (1-10 Desember) 2025.

Potensi Bencana dan Penyebabnya

Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III APT Pranoto BMKG Samarinda, Riza Arian Noor, menegaskan bahwa potensi hujan ini berisiko menimbulkan berbagai bencana.

“Peringatan dini kami sampaikan karena hujan dapat menyebabkan banjir, sungai meluap, jalan licin, tanah longsor, hingga kemungkinan pohon tumbang karena hujan berpotensi disertai angin kencang dan petir,” ujar Riza di Samarinda, Selasa.

Detail Prakiraan Curah Hujan (1-10 Desember)

BMKG membagi prakiraan curah hujan menjadi dua kategori utama di wilayah Kaltim:

Wilayah Kategori Curah Hujan Intensitas (mm) Peluang
Umum Kaltim Menengah $50 – 150 \text{ mm}$ $> 70\%$
Kaltim Barat (Sebagian Kubar, Mahulu, Kutim Barat) Tinggi $150 – 300 \text{ mm}$ $50 – 70\%$

Secara deterministik, wilayah yang masuk kategori hujan tinggi adalah sebagian Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Mahakam Ulu, dan Kabupaten Kutai Timur bagian barat, dengan intensitas $150 – 200 \text{ mm}$.

Sifat Hujan: Normal Hingga di Atas Normal

Terkait sifat hujan (perbandingan dengan kondisi rata-rata), BMKG memprakirakan variasinya sebagai berikut:

  • Normal: Sebagian besar wilayah Kaltim diprakirakan mengalami sifat hujan Normal ($85 – 115\%$).
  • Atas Normal: Sebagian wilayah Kaltim bagian utara dan bagian tengah diprakirakan mengalami sifat hujan Atas Normal, yaitu pada kisaran $116 – 150\%$.

☀️ Hari Tanpa Hujan (HTH) Singkat

Meski potensi hujan tinggi, BMKG juga mencatat hasil pemantauan Hari Tanpa Hujan (HTH) pada dasarian ketiga November (21 – 30 November 2025).

“Berdasarkan hasil pembaruan data pada 30 November 2025, beberapa wilayah di Kaltim mengalami hari tanpa hujan dengan kategori sangat pendek antara satu sampai lima hari,” pungkas Riza, mengindikasikan bahwa hujan masih cukup merata sebelum masuk periode Desember.

Apa itu bencana

Bencana hidrometeorologi adalah jenis bencana alam yang disebabkan oleh aktivitas cuaca, iklim, atau fenomena atmosfer dan air. Secara harfiah, istilah ini menggabungkan dua unsur:

  1. Hidro (dari hidrologi): Berkaitan dengan air.
  2. Meteorologi: Berkaitan dengan atmosfer dan cuaca.

Intinya: Bencana ini dipicu oleh perubahan signifikan pada faktor-faktor meteorologi dan hidrologi, seperti siklus air, curah hujan, temperatur, angin, dan kelembapan.

🌊 Jenis-Jenis Bencana Hidrometeorologi

Bencana hidrometeorologi dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu yang berhubungan dengan kelebihan air (Basah) dan kekurangan air (Kering).

Kategori Jenis Bencana Pemicu Utama
Basah (Kelebihan Air/Cuaca Ekstrem) ⛈️ Banjir Curah hujan tinggi, limpasan air berlebih.
⛰️ Tanah Longsor Curah hujan tinggi yang melemahkan struktur tanah.
🌪️ Angin Kencang/Puting Beliung Pertumbuhan awan konvektif (Cumulonimbus).
🌊 Banjir Bandang Curah hujan ekstrem dalam waktu singkat.
🌊 Gelombang Pasang/Banjir Rob Perubahan kondisi laut (oseanografi) akibat cuaca.
Kering (Kekurangan Air) ☀️ Kekeringan Defisit curah hujan dalam periode panjang (kemarau).
🔥 Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Kekeringan panjang dan faktor manusia.

Mengapa Ini Penting?

Di Indonesia, bencana hidrometeorologi, terutama banjir dan longsor, adalah jenis bencana yang paling sering terjadi. Peningkatan frekuensi dan intensitas bencana ini sering dikaitkan dengan adanya perubahan iklim ekstrem (seperti fenomena El Niño dan La Niña).

Singkatnya, bencana hidrometeorologi adalah segala bentuk kerusakan yang diakibatkan oleh dinamika ekstrem dari air dan cuaca. (ant/one)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *