Subscribe

UMKM dan Ekonomi Kreatif Samarinda Kian Menggeliat, Tumpuan Baru di Tengah Geliat IKN

3 minutes read
8 Views

SAMARINDA, nusaetamnews.com : Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta ekonomi kreatif (ekraf) di Kota Samarinda menunjukkan geliat positif yang signifikan, menjadikannya salah satu tulang punggung baru bagi perekonomian lokal. Pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan kinerja ekonomi daerah, komitmen pemerintah kota, serta potensi besar yang dimiliki Samarinda, terutama dengan semakin dekatnya pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Peningkatan Ekonomi dan Peran Krusial UMKM

Peluang pengembangan UMKM di Samarinda semakin terbuka lebar, terutama di bidang kuliner, fesyen, dan kriya. Indikator utamanya terlihat dari lonjakan pertumbuhan ekonomi Kota Samarinda yang mencapai 8,6% pada tahun 2023, melampaui capaian 6,6% di tahun 2022. Peningkatan ini menciptakan optimisme besar terhadap potensi UMKM.

Data menunjukkan bahwa jumlah Usaha Mikro di Samarinda terus bertambah. Berdasarkan data per 2024, diperkirakan mencapai 46.287 unit. Subsektor kuliner tetap mendominasi dengan perkiraan mencapai 17.112 unit, diikuti oleh agrousaha (11.197 unit) dan fesyen (5.491 unit). Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Samarinda pun ditargetkan meningkat dari 55% menjadi 65% pada tahun 2026, menunjukkan peran sentral sektor ini dalam ekonomi kota.

Pemerintah Kota Samarinda, melalui program seperti “Gebyar UKM dan Samarinda Street Food Festival”, aktif mendorong kemajuan ini. Event-event semacam ini tidak hanya berfungsi sebagai promosi, tetapi juga menjadi bukti nyata sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Ekonomi Kreatif: Menuju Regulasi dan Akses Pasar Nasional

Pengembangan ekonomi kreatif di Samarinda kini mendapatkan perhatian serius, ditandai dengan pembahasan rancangan peraturan daerah (Raperda) mengenai ekraf oleh DPRD. Langkah ini krusial untuk memberikan dasar hukum dan pedoman yang jelas, mengingat banyaknya pelaku ekraf yang sudah beroperasi namun belum memiliki payung hukum yang memadai.

Dari 17 subsektor ekonomi kreatif, kuliner dan fesyen masih menjadi unggulan Samarinda. Kuliner, misalnya, berkontribusi sangat besar pada total pelaku usaha ekraf. Sementara itu, subsektor fesyen didorong untuk bersaing di tingkat lokal, nasional, bahkan internasional, dengan promosi produk khas seperti Sarung Samarinda.

Tantangan dan Strategi ke Depan

Meski menunjukkan tren positif, pengembangan UMKM dan ekraf di Samarinda masih menghadapi sejumlah tantangan, termasuk:

Daya Saing Produk: Rendahnya efisiensi proses produksi dan biaya yang relatif tinggi.

Permodalan: Banyak pelaku UMKM yang belum memiliki permodalan stabil.

Sistem Kurasi: Belum adanya sistem seleksi dan kurasi produk yang terstandarisasi untuk memastikan kualitas produk yang akan dipasarkan ke luar daerah.

Menjawab tantangan ini, Pemkot Samarinda meluncurkan program Ekspansi Produk Orang Samarinda (Prorinda). Program ini menargetkan:

 * Meningkatkan jumlah UMKM yang “Go Nasional” dari 50 unit menjadi 200 unit pada 2026.

 * Kurasi minimal 100 UMKM untuk program ekspansi.

 * Memfasilitasi 75 UMKM masuk ke jaringan ritel nasional.

 * Membentuk titik distribusi di kota-kota besar Indonesia.

Dampak IKN sebagai Peluang Emas

Kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) diperkirakan menjadi peluang emas bagi ekraf dan UMKM di Samarinda. IKN diprediksi akan mendorong diversifikasi ekonomi Kaltim ke sektor padat karya, termasuk jasa yang banyak mencakup ekonomi kreatif. Pelaku ekraf dituntut untuk berinovasi dan meningkatkan kompetensi guna menangkap pasar baru, yang didorong oleh peningkatan brand awareness produk lokal di pasar nasional. Singkatnya, Samarinda tidak hanya fokus pada pertumbuhan kuantitas UMKM, tetapi juga pada peningkatan kualitas dan perluasan akses pasar produk kreatif, menjadikannya kota yang siap menjadi episentrum pertumbuhan regional seiring dengan perkembangan IKN. (setia wirawan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *