Subscribe

Ubah Pola Pikir : Berbagi Kue Tambang Menjadi Menciptakan Kue Baru

3 minutes read
8 Views

Nusaetamnews.com : “Exit Plan” dari Ketergantungan Tambang (Beyond Coal Era). Kekayaan Kukar itu 80% dari tambang. Kalau tambang habis atau harganya jatuh, semua ambyar. Solusinya: Diversifikasi Ekonomi Gak Bisa Ditawar: Pemerintah wajib menggenjot sektor pertanian (bukan cuma sawit, tapi pangan lokal dan hortikultura), pariwisata (ekowisata, budaya), dan ekonomi kreatif. Ini sektor yang padat karya, artinya butuh banyak tenaga kerja lokal, bukan cuma mesin besar dari tambang.

Insentif untuk UMKM Lokal: Alihkan dana kekayaan daerah (PAD) untuk modal ventura, pelatihan branding dan digitalisasi buat UMKM di desa-desa. Bikin UMKM Kukar go national!.  Pemerataan Akses Dasar (Fix The Basics!). Kesenjangan paling kelihatan ada di infrastruktur dasar antara kota dan desa terpencil (misalnya di Muara Kaman atau Tabang).

Akses dan Konektivitas: Fokus utama harus ke infrastruktur dasar—jalan, jembatan, dan yang paling penting, jaringan internet (karena digital economy). Kalau warga di pelosok gampang ke pusat kesehatan dan pendidikan, kualitas hidup pasti naik. Air, Listrik, Sanitasi (Tuntasin PR): Selesaikan masalah air bersih dan sanitasi di rumah-rumah warga miskin. Program seperti “Yok Baiki Rumah” harus diperluas, bukan cuma jadi program kecil.

Investasi Maksimal di SDM (Brain Upgrade)

Kekayaan alam itu bisa habis. Kekayaan SDM itu investasi jangka panjang.

Beasiswa “Anak Lokal” Wajib Prioritas: Bikin program beasiswa masif untuk anak-anak Kukar hingga ke perguruan tinggi top, terutama di bidang yang mendukung diversifikasi ekonomi (teknologi, agrikultur modern, pariwisata).

Vokasi dan Keterampilan Real: Kerjasama dengan perusahaan tambang untuk menyiapkan keahlian pasca-tambang. Latih warga lokal jadi welder, mekanik alat berat, atau developer aplikasi, biar mereka punya skill yang laku di mana pun.

Peran Perusahaan (CSR Real dan Transparansi)

Perusahaan tambang dan sawit yang mengeruk kekayaan Kukar punya utang tanggung jawab sosial. Tanggung Jawab Sosial (CSR) Gak Boleh Numpang Lewat: Pemerintah harus tegas: CSR perusahaan wajib fokus pada pemberdayaan ekonomi dan pembangunan SDM di desa sekitar operasional mereka, bukan cuma bagi-bagi sembako. CSR harus jadi program sustainable.

Transparansi Anggaran Kekayaan: Warga harus tahu berapa banyak uang dari hasil tambang yang masuk ke kas daerah dan ke mana saja uang itu dialokasikan (terutama untuk program pengentasan kemiskinan). Transparansi adalah kunci untuk menumbuhkan kepercayaan dan partisipasi publik.

Data “Miskin” yang Nendang (Targeting Akurat)

Program pengentasan kemiskinan sering nggak tepat sasaran karena data yang zonk. Sistem Data Terpadu dan Update: Bikin sistem data kemiskinan terpadu yang selalu update dan bisa diakses oleh semua stakeholder. Data harus berbasis by name by address dan mencakup 14 indikator kemiskinan, bukan cuma angka persentase.  Anggaran Zero-Based Budgeting: Alokasikan anggaran untuk kemiskinan dengan basis kebutuhan riil di lapangan (zero-based), bukan cuma melanjutkan program tahun lalu.

Tantangan Terbesarnya?

Mengubah pola pikir. Pemerintah dan stakeholder harus pindah dari mentalitas “berbagi kue tambang” menjadi “menciptakan kue baru” yang lebih besar dan bisa dinikmati semua orang. Kekayaan Kutai Kartanegara harus jadi berkah, bukan kutukan yang menciptakan ketimpangan. Gimana menurut lo? Jurus mana yang paling mendesak di Kukar sekarang? (setia wirawan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *