Solusi Radikal: Jalan Keluar Paser dari Paradoks Kemiskinan
Jika akar masalah kemiskinan di Paser adalah enklave ekonomi, skill mismatch, dan degradasi lahan, maka solusinya harus bersifat struktural dan berorientasi pada pemberdayaan generasi milenial dan Gen Z sebagai agen perubahan.
Ini adalah peta jalan yang seharusnya dilakukan oleh Pemerintah Daerah, pemangku kepentingan, dan warga Paser, disajikan dengan perspektif jurnalistik milenial:
1. Transformasi Ekonomi: Dari Ekstraksi Menuju Value Creation
Apa yang harus diubah: Bergantung pada penjualan bahan mentah.
Tindakan Kunci (The Action): Hilirisasi Wajib dan Diversifikasi Digital
- Paksakan Hilirisasi: Pemerintah Paser harus menggunakan kekuasaan regulasinya untuk mewajibkan industri sawit dan tambang membangun pabrik pengolahan intermediate dan final di Paser. Tidak ada izin baru tanpa komitmen pembangunan pabrik hilir. Ini akan menciptakan ribuan pekerjaan teknis, administrasi, dan rantai pasok lokal.
- Angle: Mendorong Paser menjadi hub CPO terintegrasi (dari minyak mentah hingga produk turunan kosmetik/pangan) atau pusat pengolahan mineral non-batu bara yang lebih ramah lingkungan.
- Bangun Ekonomi Alternatif: Investasi besar pada sektor di luar komoditas, seperti:
- Ekowisata Berbasis Komunitas: Mengembangkan potensi alam Paser dengan melibatkan masyarakat lokal sebagai pengelola, bukan hanya penonton.
- Agrikultur Cerdas (Smart Farming): Memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan hasil pertanian rakyat (di luar sawit) yang bernilai jual tinggi.
2. Revolusi SDM: Menghilangkan Skill Mismatch
Apa yang harus diubah: Kesenjangan keterampilan antara kebutuhan industri dan kemampuan warga lokal.
Tindakan Kunci (The Action): Vocation Hub dan Digital Upskilling
- Pusat Pelatihan Vokasi High-Tech: Dirikan Paser Vocation Hub yang didanai bersama oleh Pemda dan dana Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan besar. Fokus pelatihan harus in-demand skills (pengoperasian alat berat, maintenance industri, data science, coding, dan manajemen rantai pasok).
- Milenial Angle: Program beasiswa penuh untuk anak muda Paser agar bisa kuliah di jurusan teknik atau IT unggulan di luar daerah, dengan syarat kembali mengabdi 5 tahun di Paser.
- Digital Upskilling Massal: Latih ribuan anak muda Paser dalam literasi digital, e-commerce, dan pemasaran digital. Ini memungkinkan mereka menjadi digitalpreneur yang menjual produk lokal (kerajinan, hasil tani) secara global, tidak lagi bergantung pada loker pabrik.
3. Reformasi Tata Kelola Lahan: Prioritas Kesejahteraan Rakyat
Apa yang harus diubah: Kebijakan yang mengutamakan izin korporasi daripada hak masyarakat lokal.
Tindakan Kunci (The Action): Land Banking Rakyat dan Peta Akses Terbuka
- Land Banking Komunal: Pemda harus memproteksi dan merevitalisasi lahan-lahan pertanian rakyat. Sediakan program permodalan dan pendampingan untuk lahan yang sudah rusak agar dapat kembali produktif.
- Transparansi Peta Izin: Publikasikan secara terbuka dan mudah diakses (online) peta detail seluruh konsesi tambang dan sawit Paser. Ini memberikan kekuatan negosiasi kepada masyarakat dan lembaga sipil untuk memantau batas-batas operasi dan kewajiban CSR perusahaan.
- Penguatan Hukum Adat: Mengakui dan melindungi hak-hak masyarakat adat atas wilayah kelola mereka, menjadikannya benteng terakhir untuk sumber daya yang berkelanjutan.
Paser tidak butuh lagi sekadar bantuan sosial. Paser butuh ekonomi yang berdaya saing dan kesempatan yang setara. Peran anak muda Paser adalah mendesak transparansi, menuntut kualitas pendidikan yang relevan, dan mengambil inisiatif untuk membangun bisnis di sektor value-creation. Kekayaan Paser harus berhenti menjadi berkah bagi Jakarta atau investor asing, tetapi harus menjadi modal kemakmuran bagi masyarakat Paser sendiri. (tim redaksi nusaetamnews.com)