Mengenal Gen Z dan Milenial Kaltim
Generasi Milenial (lahir sekitar 1981-1996) dan Gen Z (lahir sekitar 1997-2012) merupakan dua kelompok demografi terbesar yang kini mendominasi angkatan kerja dan pasar konsumen. Di Kalimantan Timur (Kaltim), kedua generasi ini memiliki peran signifikan dalam dinamika sosial, ekonomi, dan budaya. Meskipun keduanya akrab dengan teknologi digital, terdapat perbedaan mendasar yang membentuk cara pandang dan perilaku mereka.
Milenial Kaltim tumbuh di era transisi, saat teknologi internet dan media sosial mulai berkembang pesat. Mereka adalah “migran digital” yang masih mengingat kehidupan sebelum era daring sepenuhnya. Dalam konteks Kaltim, banyak Milenial yang menyaksikan langsung pesatnya pembangunan infrastruktur dan industri, khususnya sektor pertambangan dan perkebunan. Mereka cenderung lebih idealis, mengutamakan keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi (work-life balance), dan mencari pekerjaan yang memberikan makna.
Sebaliknya, Gen Z Kaltim adalah “pribumi digital” sejati. Mereka lahir dan tumbuh di tengah gelombang internet, media sosial, dan ponsel pintar. Informasi, hiburan, dan koneksi sosial mudah diakses. Mereka dikenal lebih pragmatis, realistis, dan berorientasi pada kewirausahaan. Gen Z Kaltim tidak hanya mencari pekerjaan, melainkan juga peluang untuk menciptakan sesuatu sendiri, seperti bisnis daring atau menjadi content creator. Mereka sangat peduli pada isu-isu sosial dan lingkungan, termasuk keberlanjutan ibu kota baru, IKN Nusantara, yang kini berada di wilayah mereka.
Meskipun demikian, keduanya memiliki banyak kesamaan. Baik Milenial maupun Gen Z di Kaltim adalah generasi yang adaptif dan fleksibel. Mereka terbiasa dengan perubahan cepat dan mampu memanfaatkan teknologi untuk berbagai keperluan, mulai dari komunikasi hingga mencari peluang ekonomi. Keberanian mereka dalam menyuarakan pendapat dan memanfaatkan platform digital juga menjadi ciri khas yang kuat.
Dampak pada Ekonomi dan Sosial Kaltim
Kehadiran kedua generasi ini membawa dampak besar bagi Kaltim. Dalam sektor ekonomi, mereka menjadi motor penggerak ekonomi kreatif. Banyak dari mereka yang membuka usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) berbasis daring, menawarkan produk lokal hingga jasa kreatif yang menjangkau pasar nasional. Di sisi lain, mereka juga mendesak perusahaan-perusahaan konvensional di Kaltim untuk lebih terbuka terhadap inovasi digital dan lingkungan kerja yang lebih dinamis.
Secara sosial, Gen Z dan Milenial Kaltim berperan penting dalam melestarikan budaya lokal melalui cara-cara modern. Mereka menggunakan platform seperti TikTok dan Instagram untuk memperkenalkan seni, kuliner, dan destinasi wisata Kaltim ke khalayak luas. Peran mereka dalam mendukung keberlanjutan IKN Nusantara juga sangat krusial, karena merekalah yang akan menjadi pewaris dan pengisi utama dari ibu kota baru tersebut.
Namun, ada tantangan yang harus dihadapi. Kesenjangan akses digital di beberapa daerah di Kaltim masih menjadi hambatan. Banyak Milenial dan Gen Z di pedalaman belum memiliki akses internet yang stabil. Selain itu, persaingan di dunia kerja dan kewirausahaan semakin ketat. Kedua generasi ini perlu terus meningkatkan keterampilan (upskilling) dan pengetahuan agar tetap relevan di tengah perubahan yang dinamis.
Secara keseluruhan, Gen Z dan Milenial di Kalimantan Timur adalah generasi yang penuh potensi dan optimisme. Dengan semangat inovasi dan adaptasi, mereka siap memimpin Kaltim menuju masa depan yang lebih maju, sejalan dengan visi pembangunan nasional.
Zona Kaltim bagi media digital dan generasi muda seperti Gen Z dan milenial adalah sebuah lanskap yang penuh potensi sekaligus tantangan. Generasi ini, yang tumbuh dengan teknologi, memiliki peran sentral dalam transformasi sosial dan ekonomi di Kalimantan Timur, khususnya dengan adanya Ibu Kota Nusantara (IKN). Media digital menjadi ruang utama mereka untuk berekspresi, berinteraksi, dan berkarya. (SW)