Subscribe

Mendesak, Pelestarian Cerita Rakyat Kalimantan Timur

3 minutes read

Samarinda, nusaetamnews.com : Minimnya kesadaran untuk merawat dan mewariskan cerita rakyat yang tumbuh subur di tengah masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim) telah menjadi isu krusial. Cerita-cerita seperti legenda Nyi Ratu Rantau Tembaga dari Kutai, kisah Batu Lamampu dari Paser, hingga mite tentang Orang-Orang Punan, adalah lebih dari sekadar dongeng pengantar tidur. Mereka adalah cermin sejarah, nilai-nilai, kearifan lokal, serta identitas budaya masyarakat Kaltim yang beragam—dari suku Dayak, Kutai, Paser, Banjar, hingga etnis lainnya.

Ancaman Kepunahan di Era Digital

Di tengah gempuran informasi global dan hiburan digital, cerita rakyat Kaltim menghadapi ancaman kepunahan. Generasi muda, yang lebih akrab dengan superhero modern dan narasi asing, perlahan menjauh dari kekayaan narasi lokal mereka. Sekolah dan keluarga, sebagai garda terdepan pewarisan nilai, tampak belum menjadikan cerita rakyat sebagai kurikulum kultural yang wajib disampaikan. Dampaknya, rantai pewarisan verbal yang menjadi tulang punggung pelestarian cerita rakyat mulai putus.

Selain itu, minimnya upaya dokumentasi yang sistematis dan menarik secara visual maupun digital turut mempercepat proses pelupaan. Cerita-cerita ini mayoritas masih tersimpan dalam ingatan para tetua. Ketika para tetua ini tiada, maka warisan tak benda yang tak ternilai harganya ikut terkubur bersama mereka.

Membangun Kesadaran dan Aksi Nyata

Pemerintah daerah, akademisi, dan praktisi budaya perlu bergerak cepat dan strategis.

Pemerintah dan Institusi Pendidikan harus memimpin dengan:

  1. Integrasi Kurikulum: Memasukkan cerita rakyat Kaltim ke dalam materi ajar di sekolah, tidak hanya sebagai materi sejarah, tetapi juga sebagai materi bahasa dan etika.
  2. Inisiatif Digitalisasi: Mendorong pendokumentasian cerita rakyat dalam format yang menarik dan mudah diakses, seperti buku bergambar, film pendek animasi, podcast, atau platform digital interaktif.

Masyarakat dan Keluarga memegang peranan vital melalui:

  1. Revitalisasi Tradisi Lisan: Menggalakkan kembali kegiatan bercerita di lingkungan keluarga atau komunitas sebagai rutinitas yang menyenangkan.
  2. Kolaborasi Kreatif: Mendorong seniman, penulis, dan komunitas kreatif lokal untuk menginterpretasikan ulang cerita rakyat ke dalam bentuk karya seni kontemporer (teater, musik, seni rupa) agar relevan dengan selera generasi muda.

Warisan untuk IKN dan Masa Depan

Dengan ditetapkannya Kaltim sebagai lokasi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, pelestarian cerita rakyat menjadi semakin mendesak. Narasi lokal ini adalah jiwa dan akar budaya yang harus menyambut dan menyeimbangi modernitas IKN. Warisan ini akan menjadi salah satu pilar utama yang mendefinisikan identitas kultural IKN, membuktikan bahwa pembangunan fisik berjalan seiring dengan penguatan jati diri.

Melestarikan cerita rakyat bukan sekadar tugas sejarah, melainkan tanggung jawab kolektif untuk memastikan bahwa ingatan kolektif dan kearifan lokal Kaltim tetap hidup, bernapas, dan menjadi panduan bagi generasi yang akan datang. Kita tidak boleh membiarkan harta tak benda ini lenyap, ditelan kesibukan zaman. Sudah saatnya kesadaran itu bangkit dan diwujudkan dalam aksi nyata. (one)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *