Subscribe

LPG ‘Melon’ Langka di Kaltim: Gubernur Mas’ud ‘Sentil’ Pertamina, Minta Gercep Amankan Stok!

2 minutes read
6 Views

SAMARINDA – Kelangkaan Gas LPG 3 Kg atau yang akrab disebut “gas melon” kini makin meresahkan warga Kalimantan Timur, termasuk di kota besar seperti Samarinda dan Balikpapan. Antrean panjang mengular, sementara harga di tingkat pengecer sudah ‘melonjak’ jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

Situasi ini langsung memantik reaksi keras dari Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud.

Dalam pertemuan dengan Executive GM PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Isfahani, di Samarinda, Senin (6/10), Gubernur Mas’ud meminta Pertamina segera mengambil langkah cepat untuk mengatasi krisis ini.

“Saya sudah berkoordinasi langsung dengan Pertamina. Kita ingin masyarakat, khususnya ibu rumah tangga dan pelaku usaha kecil, tidak kesulitan mendapatkan gas untuk kebutuhan sehari-hari,” tegas Rudy Mas’ud.

Kaltim Penghasil Energi, Kok Bisa Langka?

Gubernur Mas’ud menyoroti ironi yang terjadi. Sebagai salah satu daerah penghasil energi nasional, Kaltim seharusnya tidak memiliki masalah serius dalam distribusi energi bersubsidi.

Ia pun mendesak Pertamina untuk melakukan dua hal krusial:

  1. Tambah Alokasi: Segera menambah pasokan LPG 3 Kg di daerah-daerah yang mengalami kelangkaan.
  2. Perketat Pengawasan: Memastikan distribusi gas subsidi tepat sasaran dan diterima oleh masyarakat yang benar-benar berhak, bukan justru diselewengkan.

“Kami berharap Pertamina dapat memastikan penyaluran gas subsidi benar-benar diterima masyarakat yang berhak. Pemprov Kaltim akan terus bersinergi untuk mengawal distribusi agar berjalan baik,” tambahnya.

Di sisi lain, Executive GM PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Isfahani, menyatakan komitmen penuh. Ia menegaskan Pertamina akan terus berupaya menjaga ketersediaan energi di Kaltim, baik LPG maupun BBM, demi mendukung ketahanan energi wilayah. Semoga saja, ‘sentilan’ keras dari Gubernur ini bisa membuat distribusi gas melon kembali lancar dan harganya stabil. Jangan sampai kebutuhan utama rakyat kecil ini terus menjadi komoditas langka! (sw/ant)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *