Subscribe

Langkah Tegas di Tengah Badai Anggaran: Optimisme Abadi Pelaku Pariwisata Kaltim

3 minutes read

Mendobrak Persepsi Lama

Wacana pemangkasan Dana Bagi Hasil (DBH) hingga 60 persen di Kalimantan Timur (Kaltim) telah menimbulkan kerutan di dahi banyak pemangku kepentingan daerah. Angka yang fantastis itu mengancam memangkas alokasi untuk berbagai sektor pembangunan. Namun, di tengah ketidakpastian fiskal ini, suara optimisme justru datang dari sektor yang sering dianggap kurang seksi: pariwisata.

Dian Rosita, seorang pelaku usaha pariwisata Kaltim sekaligus Ketua DPD Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI), berdiri tegak di tengah perdebatan anggaran. Baginya, pemangkasan DBH — yang mayoritas berasal dari kekayaan alam yang tak terbarukan — justru menjadi momentum bagi Kaltim untuk berbenah dan mengalihkan fokus ke mesin ekonomi yang lebih lestari.

“Pariwisata itu sering dipandang remeh karena hitungannya hanya pada tiket masuk atau kamar hotel. Padahal, dampak ekonominya itu seperti akar yang menjalar luas, jauh lebih berkelanjutan daripada sektor yang hanya bertumpu pada sumber daya alam,” tegas Dian Rosita.

Jaringan Ekonomi yang Tak Terputus

Perbedaan utama pariwisata dengan sektor ekstraktif seperti batu bara atau migas terletak pada sumber daya utamanya. Dian menyoroti, pariwisata bertumpu pada manusia dan kreativitas, bukan kekayaan yang bisa habis dieksploitasi.

Sektor ini menciptakan sebuah jaring ekonomi yang kuat. Ketika seorang wisatawan datang, ia tidak hanya membayar tiket masuk destinasi. Ia juga membayar:

  • Transportasi: Taksi, sewa mobil, atau kapal penyeberangan.
  • Akomodasi: Hotel, homestay, atau penginapan lokal.
  • Kuliner: Makanan khas daerah di warung dan restoran.
  • Ekonomi Kreatif: Oleh-oleh, kerajinan tangan, dan jasa pemandu wisata.

Inilah yang disebut efek berganda (multiplier effect). Anggaran pemerintah mungkin berkurang, tetapi pergerakan uang di tingkat masyarakat lokal justru bisa meningkat drastis seiring kedatangan wisatawan. Dengan kata lain, pariwisata adalah investasi yang man-made dan tak lekang oleh waktu.

Momentum Emas IKN dan Konektivitas

Optimisme para pelaku usaha pariwisata Kaltim tidak lahir dari angan-angan kosong. Mereka melihat dua pendorong utama yang akan mendominasi pertumbuhan dalam dekade mendatang: Ibu Kota Nusantara (IKN) dan konektivitas global.

  1. Magnet IKN: Pembangunan IKN telah menjadi etalase Kaltim di mata dunia. Secara otomatis, ini meningkatkan kunjungan baik untuk keperluan bisnis, investasi, maupun kegiatan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE). Setiap kegiatan MICE membawa ratusan hingga ribuan delegasi yang membutuhkan jasa pariwisata.
  2. Pintu Gerbang Dunia: Rencana ambisius pembukaan penerbangan langsung dari hub internasional, seperti rute Brunei-Balikpapan, menjadi titik balik. “Jika wisatawan mancanegara tidak perlu transit di Jakarta, waktu dan biaya mereka akan sangat efisien. Ini adalah kunci untuk menarik turis asing masuk langsung ke Kaltim,” jelas Dian.

Mendorong Kolaborasi dan Inovasi

Bagi Dian dan DPD PUTRI Kaltim, pemangkasan anggaran bukanlah alasan untuk menyerah, melainkan sinyal agar semua pihak lebih inovatif dan mandiri. Fokus saat ini adalah kolaborasi—bukan hanya antar pelaku usaha, tetapi juga dengan pemerintah dan masyarakat.

“Pemerintah bisa fokus pada regulasi dan infrastruktur dasar. Kami (pelaku usaha) akan fokus pada inovasi produk dan kualitas layanan. Sementara masyarakat lokal menjadi tuan rumah yang ramah dan aman,” ujarnya.

Harapan terbesar Dian adalah agar pemerintah daerah mengubah lensa pandang terhadap sektor pariwisata, melihatnya sebagai investasi jangka panjang dan penyangga ekonomi berkelanjutan, bukan sekadar pelengkap.

Di tengah ancaman pemangkasan DBH yang membuat daerah lain khawatir, para pelaku pariwisata Kaltim memilih untuk tidak takut. Mereka telah menemukan cetak biru mereka sendiri: Ekonomi berbasis pengalaman (pariwisata) akan selalu mengalahkan Ekonomi berbasis sumber daya yang terbatas. Dan di situlah letak optimisme abadi mereka.

Ditulis oleh : Danes Suhendra Wijaya (Praktisi keuangan dan pajak sekaligus salah satu owner nusaetaamnews.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *