Subscribe

Kisah La bubu, pahlawan kebersihan di Perumahan Bengkuring Sempaja, Samarinda

3 minutes read
2 Views

Tentu, ini adalah tulisan feature yang menelusuri kisah La bubu, pahlawan kebersihan di Perumahan Bengkuring Sempaja, Samarinda.Senyum Tulus di Balik Gerobak Sampah: Kisah Labubu, Sang Penjaga Kebersihan Bengkuring

Di tengah lorong-lorong padat Perumahan Bengkuring, Sempaja, Samarinda, ada satu sosok yang kehadirannya tak pernah absen selama lebih dari 15 tahun. Ia bukan politisi, bukan pula pengusaha kaya, melainkan La bubu, seorang pahlawan sederhana dengan gerobak reot dan hati yang tak pernah lelah.

Setiap pagi, saat sebagian besar warga RT 48 masih menikmati secangkir kopi, suara derit roda gerobak La bubu sudah terdengar. Itu adalah penanda bahwa rutinitas kebersihan telah dimulai.

Setia Melayani Selama 15 Tahun

Mengurus sampah bukanlah pekerjaan mudah, apalagi menjalaninya selama lebih dari satu setengah dekade. La bubu adalah saksi bisu pertumbuhan Perumahan Bengkuring, dari yang sepi hingga kini ramai. Selama itu pula, ia dengan sabar mengurusi ‘urusan kotor’ yang ditinggalkan warganya.

Setiap hari, ia berhadapan dengan bau menyengat, tumpukan sisa makanan, hingga limbah rumah tangga. Namun, ada satu hal yang tak pernah ia biarkan ikut membusuk, yaitu semangat dan senyumnya.

“Susah sudah lebih 15 tahun mengurusi sampah,” ujar La bubu, menghela napas ringan sambil tersenyum, seolah belasan tahun perjuangan itu hanya sebatas cerita kemarin sore.

Rezeki Harian dan Tangan Warga

Sistem upah yang diterima La bubu sangat sederhana dan langsung dari warga. Tarif resminya adalah Rp7.000,00 per rumah. Di tengah kenaikan harga kebutuhan pokok, nominal ini tentu terasa kecil untuk pekerjaan seberat itu.

Namun, di sinilah keajaiban interaksi sosial di Bengkuring terjadi. Warga RT 48 yang tahu betul betapa beratnya tugas La bubu, seringkali menyelipkan rezeki lebih.

“Kadang warga ngasih lebih. Ada Rp20.000,00, ada juga Rp10.000,00,” katanya.

Bahkan, ia bercerita bahwa tak jarang ada warga yang memberinya nominal di luar kelipatan resmi, seperti Rp15.000,00. Uang tersebut bukan sekadar honor, melainkan bentuk apresiasi tulus dari warga yang merasa tertolong oleh dedikasinya. Ini adalah cerminan gotong royong kecil yang membuat hidup di perumahan terasa hangat.

Filosofi Senyum yang Mengalahkan Lelah

Apa rahasia La bubu bisa bertahan begitu lama tanpa mengenal lelah? Jawabannya terletak pada karakternya. Ia dikenal sebagai sosok yang selalu tersenyum.

Senyum itu adalah benteng pertahanannya dari rasa lelah fisik dan mental. Saat tangannya sibuk memindahkan karung-karung berisi sampah, matanya tetap memancarkan kehangatan saat berpapasan dengan warga. Ia menyadari, pekerjaannya, betapa pun dipandang sebelah mata, adalah layanan yang sangat vital.

“Kalau kita senyum, rasanya lelahnya hilang sedikit. Warga juga senang,” tuturnya sederhana.

La bubu mengajarkan kita sebuah pelajaran berharga: bahwa martabat sebuah pekerjaan tidak ditentukan oleh besaran gaji atau pangkatnya, melainkan oleh ketulusan dalam melayani dan senyum tulus yang diberikan di tengah kesulitan.

Di balik derit gerobak di Perumahan Bengkuring, ada kisah perjuangan La bubu, seorang pahlawan sejati yang terus menyapu bersih tidak hanya sampah, tetapi juga stigma, dengan kekuatan hati yang tak pernah menyerah. (one)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *