Kisah Arang Rutan Tanah Grogot Menembus Korea Selatan

TANAH GROGOT – Dinginnya tembok sel dan jeruji besi tak lagi menjadi batas bagi semangat kewirausahaan. Di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Tanah Grogot, Kabupaten Paser, arang hasil produksi warga binaan berhasil mencatatkan sejarah baru: menembus pasar internasional.
Kamis (25/9) menjadi hari yang bersejarah. Sebanyak 1 ton sampel arang dengan kualitas ekspor dilepas secara simbolis menuju Korea Selatan. Ini adalah pengiriman perdana, sebuah langkah penting yang membuka peluang kerja sama ekspor berkelanjutan dengan mitra internasional.
Sebuah Capaian Penting dalam Pembinaan Kemandirian
Kepala Rutan Tanah Grogot, Yusuf Mukharom, tak mampu menyembunyikan kebanggaannya. “Ini capaian penting dalam program pembinaan kemandirian warga binaan,” ujarnya saat pelepasan. Pengiriman sampel ini bukan sekadar transaksi bisnis biasa, melainkan bukti nyata bahwa program pembinaan di dalam rutan telah berhasil menghasilkan produk yang berdaya saing global.
“Alhamdulillah, hari ini kita berhasil mengirimkan sampel arang sebanyak 1 ton ke Korea Selatan. Semoga ini menjadi pintu pembuka bagi pemasaran hasil karya warga binaan hingga ke mancanegara,” tambah Yusuf.
Arang, yang dibuat dengan ketekunan dan semangat baru oleh warga binaan, kini menjadi duta produk lokal Paser, bahkan dari balik jeruji. Keberhasilan ini, menurut Yusuf, menepis anggapan bahwa produk hasil pembinaan hanya laku di pasar lokal.
Sinergi Kuat, Jaringan Luas
Dibalik kesuksesan ekspor perdana ini, terjalin sinergi yang kuat antara Rutan Tanah Grogot dan UMKM Binsik Paser. Binsik Paser berperan vital, tidak hanya dalam mendukung proses produksi tetapi juga membuka jaringan pemasaran, khususnya untuk kebutuhan ekspor. Melalui jejaring usaha yang dimiliki, Binsik Paser menjadi mitra strategis yang menjembatani produk warga binaan untuk melangkah jauh.
Dukungan penuh juga datang dari Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Kalimantan Timur, khususnya Divisi Pemasyarakatan, yang terus mendorong pengembangan program kemandirian di seluruh satuan kerja pemasyarakatan. Dukungan ini memperkuat komitmen bahwa lembaga pemasyarakatan tidak hanya berfungsi sebagai tempat hukuman, tetapi juga tempat pembinaan keterampilan hidup.
Harapan Kemandirian Pasca-Bebas
Yusuf Mukharom menegaskan bahwa komitmen Rutan Tanah Grogot tak akan berhenti di sini. Mereka akan terus mengembangkan program usaha kemandirian. Tujuannya jelas: agar setiap warga binaan memperoleh keterampilan yang bermanfaat dan mampu hidup mandiri setelah bebas. Kisah arang yang menyeberang lautan ini adalah sebuah pesan optimisme. Bahwa kesempatan kedua selalu ada, dan potensi kemandirian bisa tumbuh subur di mana saja, bahkan di tempat yang paling tak terduga. Arang Rutan Tanah Grogot kini menjadi simbol harapan, membakar