ITALIA VS ISRAEL: High Risk! Wali Kota Udine: Mending Tanpa Penonton, Takut 10 Ribu Orang Nongkrong di Luar Stadion!
UDINE – Vibes laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Timnas Italia dan Timnas Israel di Stadio Friuli, Udine, pada 14 Oktober mendatang, diprediksi bakal nggak normal. Pertandingan ini digelar di tengah situasi politik global yang panas soal konflik di Gaza, dan Udine kini jadi titik kumpul protest!
Wali Kota Udine, Alberto Felice De Toni, bahkan terang-terangan spill kekhawatirannya soal keamanan. Ia memprediksi drama di luar stadion justru bakal lebih heboh daripada di dalam arena!
Mending No Audience, Daripada Tambah Drama!
Meski seruan boikot sudah disuarakan di berbagai kota, UEFA dan FIFA keukeuh menolak menangguhkan partisipasi Israel. Alhasil, pertandingan tetap on schedule.
De Toni merasa keputusan untuk tetap menggelar laga dengan penonton adalah langkah yang berisiko tinggi. Ia khawatir Udine, yang baru saja dilanda gelombang protes besar, akan makin ramai dengan massa yang ingin menyuarakan sikap politik.
“Menurut saya, akan lebih baik jika pertandingan ini digelar tanpa penonton, untuk menghindari menambah bara dalam api,” tegasnya, dikutip dari Football Italia.
De Toni bahkan memberikan perbandingan yang dramatis:
“Kita akan berakhir dengan 6.000 orang di dalam stadion dan 10.000 di luar. Ini situasi yang dipaksakan, dramatis, dan paradoks, karena akan ada lebih banyak orang di luar daripada di arena.”
Saat ini, pemerintah kota sedang sat-set berkoordinasi dengan aparat keamanan nasional untuk mengantisipasi potensi kericuhan yang enggak diinginkan.
Harapan Peace dari Wali Kota: Next Time, Israel vs Palestina!
Di tengah ketegangan yang mencekam, De Toni menyelipkan harapan yang menyejukkan. Ia ingin suatu hari nanti Stadion Friuli, yang pernah jadi tuan rumah Piala Super UEFA, bisa jadi simbol rekonsiliasi.
“Saya ingin suatu hari nanti Udine menjadi tuan rumah pertandingan persahabatan antara Israel dan Palestina, karena itu akan berarti kita memiliki dua negara dan perdamaian,” tuturnya.
So, pertandingan ini bukan hanya tentang skor bola, tapi juga tentang pesan kuat politik, keamanan, dan harapan untuk world peace.
Gimana menurutmu, apakah match berisiko tinggi ini harusnya di-cancel atau tetap gas demi menjaga sportivitas? BN