Hantu Tambang dan Energi Fosil: Kisah Daerah yang Terlambat Bertransisi dan Berakhir Jadi Kota Mati

Bagi Kalimantan Timur, ketakutan terbesar setelah cadangan batu bara habis bukanlah krisis ekonomi, melainkan warisan berupa infrastruktur usang dan kota-kota yang ditinggalkan. Fenomena ini, yang sering disebut kutukan sumber daya, telah menghancurkan banyak komunitas di seluruh dunia.
Berikut adalah dua contoh ekstrem yang menjadi pelajaran berharga tentang konsekuensi fatal dari terlambat melakukan transformasi ekonomi:
1. Sangasanga, Kalimantan Timur: Kota Minyak yang Terbenam dalam Sejarah
Tidak perlu melihat jauh ke luar negeri. Di jantung Kalimantan Timur, terdapat contoh nyata bagaimana ketergantungan pada sumber daya ekstraktif membuat sebuah kota kehilangan denyut nadinya.
Kejayaan Sangasanga
Sangasanga, yang secara administratif berada di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), dulunya adalah kota yang sangat makmur. Sejak masa kolonial Belanda, wilayah ini dikenal sebagai lumbung minyak dan gas bumi yang menghasilkan devisa besar. Pada masa jayanya, Sangasanga adalah kota modern dengan fasilitas yang jauh lebih maju daripada kota-kota sekitarnya.
- Pusat Kemakmuran: Sangasanga memiliki bioskop, kolam renang, perumahan modern, dan fasilitas sosial yang lengkap—semua dibangun oleh perusahaan migas yang beroperasi di sana. Kota ini menjadi showcase kemajuan teknologi di Kalimantan.
Kejatuhan dan Status “Kota Mati”
Kejatuhan Sangasanga dimulai ketika cadangan minyak bumi mulai menipis dan aktivitas perusahaan-perusahaan besar berkurang drastis pada akhir abad ke-20.
- Peninggalan Fisik: Yang tersisa adalah infrastruktur tua yang rusak, bangunan yang tidak terawat, dan peninggalan kejayaan masa lalu. Kota ini menjadi sepi, dengan penduduk yang mayoritas adalah generasi yang tidak lagi bekerja di sektor migas.
- Kutukan Sumber Daya: Sangasanga gagal memanfaatkan kekayaan yang dihasilkan selama puluhan tahun untuk membangun sektor ekonomi non-migas yang berkelanjutan, seperti pertanian, perikanan, atau industri hilir. Ketika minyak habis, tidak ada fondasi ekonomi baru yang siap menopang kehidupan masyarakat.
- Pelajaran Bagi Kaltim: Kisah Sangasanga adalah cerminan yang dikhawatirkan akan terjadi pada kota-kota batu bara di Kaltim jika mereka tidak serius berinvestasi pada transformasi ekonomi. Mereka berisiko menjadi ‘Kota Mati Sejarah’—kota yang makmur di masa lalu, namun kini hanya hidup dari kenangan.
2. Detroit, Michigan, Amerika Serikat: Runtuhnya Kerajaan Otomotif
Di tingkat global, kasus yang paling terkenal tentang kegagalan transformasi adalah Detroit, yang dijuluki Motor City (Kota Motor) atau “Paris of the West” di masa kejayaannya.

Kejayaan Detroit
Pada paruh pertama abad ke-20, Detroit adalah pusat industri otomotif dunia, rumah bagi tiga raksasa (Ford, General Motors, dan Chrysler). Kota ini adalah simbol impian industri Amerika, dengan populasi yang mencapai puncaknya hingga 1,8 juta jiwa.
Kejatuhan yang Dramatis
Runtuhnya Detroit dimulai sejak tahun 1970-an, didorong oleh tiga faktor utama:
- Kegagalan Inovasi dan Transisi: Perusahaan otomotif Detroit lambat merespons perubahan pasar, terutama munculnya mobil yang lebih hemat bahan bakar dan berkualitas tinggi dari Jepang dan Jerman. Mereka gagal melakukan transisi dari produksi mobil besar yang boros bensin.
- Ketergantungan Tunggal: Kota ini hanya bergantung pada satu industri (otomotif). Ketika industri itu goyah, jutaan pekerjaan hilang secara massal, mengakibatkan eksodus penduduk.
- Krisis Fiskal: Basis pajak kota menyusut drastis, membuat pemerintah kota tidak mampu lagi membiayai layanan publik seperti kepolisian, pemadam kebakaran, dan penerangan jalan.
Status “Kota Hantu Modern”
Akibatnya, Detroit menjadi sinonim dengan kehancuran perkotaan:
- Bangkrut dan Ditinggalkan: Pada tahun 2013, Detroit menjadi kota terbesar dalam sejarah AS yang mengajukan kebangkrutan. Sejumlah besar perumahan, pabrik, dan gedung perkantoran mewah ditinggalkan, menciptakan apa yang disebut “Kota Hantu Modern.”
- Penduduk Menyusut: Populasi turun hingga di bawah 700.000 jiwa. Daerah luas di pusat kota kembali menjadi lahan kosong atau hutan kota.
Pelajaran Universal
Kasus Detroit menunjukkan bahwa kekayaan modal dan teknologi yang besar tidak menjamin kelangsungan hidup jika kota tersebut gagal beradaptasi dan melakukan diversifikasi. Keterlambatan transisi pada akhirnya menelan biaya sosial dan ekonomi yang jauh lebih besar daripada manfaat yang pernah didapat.
Refleksi bagi Kaltim Kedua kisah ini, dari Sangasanga hingga Detroit, menjadi peringatan bagi Kalimantan Timur. Jika Kaltim tidak berhasil bertransformasi dari ekonomi batu bara ke ekonomi jasa, industri hilir, dan energi hijau—sebagaimana yang kini diprioritaskan Balikpapan dan didorong oleh IKN—maka wilayah yang hari ini makmur berisiko menjadi kota yang hanya bisa disaksikan melalui foto sejarah, menjadi bukti nyata dari “kutukan sumber daya” yang gagal dikendalikan. (Setia Wirawan)