Balikpapan di Simpang Jalan: Problematik Lingkungan dan Infrastruktur di Gerbang IKN
Kota Balikpapan, nusaetamnews.com : Balikpapan yang dijuluki Kota Beriman dan kini menjadi “Beranda Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara,” adalah salah satu pusat ekonomi terpenting di Kalimantan. Posisinya yang strategis sebagai kota industri minyak dan gas, serta pintu gerbang logistik IKN, memicu pertumbuhan yang masif. Namun, pesatnya laju pembangunan ini justru menghadapkan Balikpapan pada serangkaian problematik serius yang menuntut penanganan holistik dan berkelanjutan.
- Krisis Lingkungan dan Infrastruktur Air: Ancaman Bencana Ganda
Permasalahan lingkungan dan infrastruktur Balikpapan adalah inti dari semua tantangan. Kota ini menghadapi ancaman ganda yang saling berkaitan: banjir dan krisis air bersih.
a. Banjir sebagai Bencana Tahunan
Meskipun dikenal sebagai kota yang tertata, Balikpapan sering dilanda banjir, terutama di wilayah seperti Balikpapan Utara dan Balikpapan Selatan. Penyebabnya bersifat sistemik:
• Alih Fungsi Lahan: Eksploitasi sumber daya alam dan pembangunan perumahan yang masif di kawasan hulu dan perbukitan telah menyebabkan deforestasi dan pengupasan lahan. Ini mengurangi daya serap air tanah.
• Drainase Tidak Optimal: Proyek pembangunan, terutama yang dilakukan oleh pengembang perumahan, sering kali abai terhadap kewajiban membangun Bendungan Pengendali (Bendali) dan sistem drainase yang memadai, memperparah limpasan air saat curah hujan tinggi.
• Masalah Sungai Ampal: Belum optimalnya realisasi pelebaran dan normalisasi sungai utama seperti Sungai Ampal menjadi penghambat utama pengendalian banjir.
b. Krisis Air Baku dan Distribusi Air Bersih
Ironisnya, di tengah masalah banjir, Balikpapan juga menghadapi krisis air baku dan distribusi air bersih yang tidak merata.
• Ketergantungan pada sumber air permukaan yang terbatas dan terus tertekan oleh peningkatan populasi menyebabkan PDAM kesulitan menjamin pasokan yang stabil.
• Penggunaan air tanah oleh masyarakat dan dunia usaha masih signifikan, menambah tekanan pada sumber daya air alami. - Tekanan Urbanisasi dan Imbas IKN
Status Balikpapan sebagai kota penyangga utama IKN telah memicu arus urbanisasi yang luar biasa. Migrasi penduduk usia produktif yang tinggi ini membawa konsekuensi sosial-ekonomi yang kompleks:
• Lonjakan Kependudukan dan Kesejahteraan Sosial: Meskipun menciptakan peluang kerja, lonjakan penduduk ini meningkatkan jumlah pencari kerja melebihi ketersediaan lapangan kerja, terutama bagi pendatang tanpa keterampilan yang memadai. Ini berpotensi meningkatkan angka kemiskinan dan ketidaksetaraan di pemukiman padat penduduk.
• Sanitasi Pemukiman Pesisir: Kawasan pesisir, yang sering dihuni oleh pendatang dengan kondisi ekonomi terbatas, menghadapi masalah sanitasi yang buruk dan rumah tinggal yang rentan terhadap banjir dan kerentanan lingkungan lainnya.
• Infrastruktur Pendidikan dan Kesehatan: Peningkatan jumlah penduduk menuntut peningkatan kualitas dan aksesibilitas infrastruktur pendidikan dan layanan kesehatan agar tidak terjadi penurunan kualitas hidup. - Tantangan Polusi dan Sampah Perkotaan
Sebagai pusat industri, Balikpapan bergulat dengan isu polusi dan manajemen limbah.
• Pencemaran Udara dan Emisi GRK: Sektor energi (industri pengolahan migas) dan transportasi adalah kontributor utama emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di kota ini. Ini berdampak langsung pada kualitas udara dan kesehatan masyarakat, ditunjukkan dengan tingginya kasus penyakit seperti Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
• Sampah Pesisir dan Laut: Meskipun pengelolaan sampah daratan sudah cukup baik, Balikpapan masih berjuang mengatasi sampah pesisir yang didominasi oleh sampah daratan yang terbawa ke laut. Hal ini mengancam ekosistem perairan, termasuk Teluk Balikpapan yang kaya keanekaragaman hayati.
• Kapasitas Pengelolaan Sampah: Peningkatan populasi juga berbanding lurus dengan peningkatan volume sampah harian yang masuk ke Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Manggar, menuntut inovasi dan perluasan kapasitas pengelolaan limbah.
Menuju Kota Global yang Nyaman
Problematik Balikpapan adalah refleksi dari tekanan pembangunan yang tidak terhindarkan di sebuah kota yang menjadi magnet ekonomi. RPJMD Kota Balikpapan 2025–2029 telah menargetkan visi untuk menjadi “Kota Global yang Nyaman untuk Semua,” dengan fokus pada pengendalian banjir, penyediaan air bersih yang merata, pengelolaan lingkungan hidup, dan penguatan SDM.
Namun, keberhasilan penyelesaian masalah-masalah ini tidak hanya bergantung pada program pemerintah, tetapi pada penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran tata ruang dan izin lingkungan, serta kolaborasi aktif antara pemerintah, pengembang, industri, dan seluruh warga dalam menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. Balikpapan harus memastikan bahwa status barunya sebagai gerbang IKN tidak justru mengorbankan kualitas hidup warganya dan kelestarian ekosistemnya. (SW)
Menurut Anda, di tengah tantangan IKN, solusi strategis apa yang paling mendesak untuk menyelesaikan masalah banjir dan krisis air bersih di Balikpapan?