Subscribe

Aceh Siap Jadi ‘Guru’ Resolusi Konflik Myanmar di Yogyakarta!

2 minutes read

Banda Aceh — Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI mengambil langkah konkret untuk mendorong proses perdamaian di Myanmar yang dilanda konflik berkepanjangan. Uniknya, Indonesia berencana melibatkan Aceh sebagai inspirasi utama, mengingat suksesnya penyelesaian konflik antara Pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada tahun 2005.

Muhammad Anshor, Diplomat Ahli Madya Kemenlu RI, mengumumkan rencana ini setelah bertemu dengan Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem), di Banda Aceh (6/11).

“Mereka ingin belajar dari pengalaman Indonesia, khususnya dari proses perdamaian Aceh. Mereka ingin memahami penyebab awal konflik dan bagaimana proses rekonsiliasi bisa tercapai di tengah kemajemukan seperti di Indonesia,” ujar Anshor.

🇮🇩 Indonesia Menawarkan Ruang Netral

Mengingat pihak-pihak di Myanmar belum sepenuhnya siap untuk berdamai, Kemenlu RI berinisiatif menawarkan ruang yang aman dan netral untuk memulai dialog.

  • Agenda Utama: Indonesia akan memfasilitasi dialog antar berbagai kelompok etnis di Myanmar di Yogyakarta pada 28 November mendatang.
  • Peserta: Pertemuan ini dirancang untuk menghadirkan sekitar 20 perwakilan etnik serta lima perwakilan dari pemerintah Myanmar.
  • Relevansi Aceh: Myanmar memiliki tujuh negara bagian yang mayoritas dihuni etnis minoritas. Pengalaman Aceh—yang berhasil mengakhiri konflik 30 tahun lewat MoU Helsinki 2005—dinilai sangat relevan sebagai inspirasi jalan damai.

Peran Sentral Aceh di Yogyakarta dan Banda Aceh

  1. Sesi Utama (28 November di Yogyakarta): Sesi khusus tentang proses damai Aceh akan menjadi topik utama diskusi. Kemenlu berharap Gubernur Muzakir Manaf dapat hadir untuk berbagi pengalaman dan motivasi.
  2. Kunjungan Lapangan (29–30 November di Aceh): Terdapat permintaan khusus dari perwakilan junta militer Myanmar untuk melihat langsung implementasi perdamaian dan rekonsiliasi di Aceh pasca-konflik.

Mualem menyambut baik inisiatif ini dan menyatakan kesiapan penuh Pemerintah Aceh untuk berbagi pengalaman.

Langkah diplomatik ini diharapkan menjadi kontribusi nyata dan konkret Indonesia dalam mendukung perdamaian yang inklusif di kawasan Asia Tenggara, menggunakan pengalaman domestik sebagai modal diplomasi global. Ant/one

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *