Pisang Goes Digital! OIKN Genjot Ketahanan Pangan dengan Cultured Banana Berbasis Kultur Jaringan
NUSANTARA (nusaetamnews.com) Ibu Kota Nusantara (IKN) nggak cuma bangun gedung pencakar langit, tapi juga serius garap ketahanan pangan lokal! Otorita IKN (OIKN) kini sedang gaspol mengembangkan demonstrasi plot (demplot) budidaya pisang super high-tech berbasis kultur jaringan. Tujuannya? Menciptakan produk pisang unggulan yang inovatif dan punya value jual tinggi!
Direktur Ketahanan Pangan OIKN, Setia Lenggono, di Nusantara, Kamis, menegaskan bahwa effort ini bukan barang baru.
“Dari awal, kami selalu mendorong warga dan mitra IKN untuk perkuat ketahanan pangan. Mulai dari pelatihan buah lokal, hidroponik, sampai berbagai jenis pertanian lain,” kata Lenggono.
Bibit Unggul & Full Edukasi untuk Emak-Emak Keren
Puncak dari campaign ini terjadi Rabu (3/12) kemarin. OIKN mengadakan sosialisasi praktis budidaya pisang kultur jaringan di Kelompok Wanita Tani (KWT) se-Kecamatan Sepaku. Ini adalah bagian dari strategi jitu OIKN untuk menguatkan kemandirian pangan, sehingga ke depan, IKN bisa punya stok pangan yang beragam dan cukup.
Sebanyak 30 peserta beruntung mendapatkan edukasi hands-on. Materi yang disajikan full daging: mulai dari pengenalan bibit unggul sampai teknik budidaya yang proven buat iklim tanah Kalimantan.
Sebagai starter pack dan dukungan konkret, peserta juga langsung dibekali dengan:
- Bibit Unggul: Dua jenis pisang kultur jaringan, yaitu Pisang Kepok Grecek dan Pisang Cavendish.
- Jatah Bibit: Setiap peserta mendapatkan 5 bibit pisang dari masing-masing jenis.
- Media Tanam Gratis: OIKN janji bakal segera kasih satu karung (25 kg) media tanam ke tiap peserta, biar bibitnya bisa langsung ditanam di pekarangan rumah dan hasilnya optimal.
“Kami sangat mengapresiasi antusiasme para peserta. Dukungan berkelanjutan dalam proses produksi pangan lokal ini adalah kuncinya,” tegas Lenggono.
IKN: Pembangunan By Warga, For Warga
Lenggono juga menekankan bahwa proyek cultured banana ini menunjukkan kalau pembangunan IKN sangat bertumpu pada pelibatan masyarakat lokal.
“Pendampingan akan terus kita lakukan, termasuk kolaborasi dengan penyuluh pertanian di Sepaku. Jadi, kalau ada kendala, bisa langsung diatasi,” ujarnya.
Intinya, ketahanan pangan di IKN bukan cuma soal hasil panen melimpah, tapi lahir dari kolaborasi, pembelajaran, dan kerja bersama yang benar-benar dirasakan manfaatnya oleh warga Nusantara. Ini adalah model pembangunan pertanian yang berkelanjutan (sustainable) dan keren! (ant/one)