Gas Pol! Kayu Ilegal Ikut Kena Sweep Banjir Sumatera, Kemenhut Gandeng Polri Bentuk Tim Investigasi
JAKARTA – Banjir parah yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera belakangan ini ternyata menyimpan clue besar: banyaknya gelondongan kayu yang ikut terseret arus. Nggak mau diam, Kementerian Kehutanan (Kemenhut) dan Kepolisian RI (Polri) langsung sat set membentuk tim khusus buat ngecek asal-usul kayu ini. Bakal ada yang kena sikat, nih!
Dalam Rapat Kerja (Raker) bareng Komisi IV DPR RI di Jakarta, Kamis kemarin, Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni menegaskan langkah cepat ini.
“Ini tindak lanjut dari MoU kita dengan Polri. Kita bentuk tim kerja sama untuk investigasi tuntas asal-usul kayu yang ikut ‘berwisata’ bareng banjir itu,” kata Menhut Raja Antoni.
Drone dan AI Turun Tangan!
Menhut Raja Antoni menjelaskan kalau instruksi untuk Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH) sudah keluar dari Menko PMK, Mensesneg, dan Seskab. Intinya, mereka harus segera bergerak cepat.
“MoU kami dengan Kepolisian RI akan diintegrasikan dengan PKH biar secepat mungkin kita bisa membuktikan atau menemukan dari mana kayu-kayu ini berasal,” tambahnya.
Fokusnya jelas: Kalau terbukti ada unsur pidana penebangan liar, hukum akan ditegakkan setegas-tegasnya!
Nggak main-main, Kemenhut juga sudah deploy teknologi canggih buat mengusut kasus ini:
- Penyusuran Sungai via Drone: Alat ini dipakai buat memantau jalur Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dilewati material kayu.
- Aplikasi AIKO (Alat Identifikasi Kayu Otomatis): Aplikasi ini dipakai buat analisis detail, mulai dari jenis kayu, penampakan fisik, sampai ada tidaknya tanda-tanda bekas perlakuan manusia (alias tanda penebangan).
“Data ini bakal jadi amunisi utama investigasi kita bareng Polri dan Satgas PKH. Sekali lagi, kita harus buka ke publik sejujur-jujurnya, setransparan mungkin dari mana kayu ini berasal,” tutup Menhut.
Ssebelum langkah ini, Kemenhut sempat bilang kalau mereka sudah mengidentifikasi beberapa ‘subjek hukum’ yang diduga jadi biang kerok dan berkontribusi terhadap banjir di Sumatera. (ant/one)