Borneo FC: Bukan Sekadar Prestasi, Bukti Nyata ‘Klub Sehat’ Indonesia
SAMARINDA (nusaetamnews.com) Di tengah hiruk pikuk persaingan Liga 1 yang kerap diwarnai kabar belanja pemain besar-besaran, Borneo FC Samarinda muncul sebagai contoh langka: sebuah klub yang sukses berprestasi sambil menjaga kesehatan finansialnya. Label ini tidak datang sembarangan, melainkan diucapkan oleh salah satu suara yang disegani di dunia sepak bola Indonesia, Coach Justin, mantan pelatih timnas futsal.
Dalam sebuah podcast yang cuplikannya ramai di platform TikTok, Justin secara tegas menyebut Pesut Etam sebagai “klub yang sehat.”
Filosofi Batasan Gaji: Kunci Kesehatan Klub
Komentar Justin ini bermula dari prinsip manajemen yang diterapkan secara ketat oleh Presiden Klub Borneo FC, Nabiel Husein Said Amin. Menurut Justin, Nabiel pernah menyampaikan sebuah pernyataan krusial yang menjadi filosofi pengelolaan klub: Borneo FC memiliki batasan dalam membayar gaji pemain, dan “tidak mau jor-joran.”
Pendekatan pragmatis dan terukur ini menjadi jangkar yang menjaga stabilitas keuangan klub. Di saat banyak tim rela mengeluarkan dana fantastis untuk menggaet bintang, Borneo FC memilih jalur yang lebih bijak, memastikan pengeluaran seimbang dengan pendapatan. Hal ini mencegah klub terjerat utang atau masalah gaji di kemudian hari, sebuah isu klasik yang sering melanda klub-klub profesional di Indonesia.
“Klub sehat itu bukan hanya dilihat dari kemampuannya membeli pemain bintang, tapi dari kemampuan dia mengelola keuangan jangka panjang. Nabiel Husein dengan batasan gajinya telah membuktikan itu,” demikian kurang lebih inti dari pandangan Justin.
Dampak Positif untuk Masyarakat Sekitar
Kesehatan finansial yang dikelola dengan baik oleh manajemen Nabiel Husein ini ternyata tidak hanya bermanfaat bagi internal klub, tetapi juga memberikan dampak positif yang meluas bagi masyarakat di sekitarnya.
Dengan fondasi finansial yang kuat, klub memiliki ruang untuk berinvestasi pada pembinaan usia muda, infrastruktur, atau bahkan program tanggung jawab sosial. Borneo FC, sebagai representasi kebanggaan Kalimantan Timur, mampu menjadi motor penggerak ekonomi lokal dan inspirasi bagi generasi muda di Samarinda dan sekitarnya. Klub ini tidak hanya fokus pada 90 menit pertandingan, tetapi juga pada kontribusi berkelanjutan bagi komunitasnya.
Menjadi Model Klub Profesional
Borneo FC, dengan kombinasi manajemen yang hati-hati dan filosofi “tidak jor-joran” ala Nabiel Husein, kini menjadi studi kasus menarik tentang bagaimana sebuah klub sepak bola profesional seharusnya dikelola di Indonesia. Pengakuan dari pundit sekelas Justin memperkuat pandangan bahwa prestasi di lapangan harus berjalan beriringan dengan akuntabilitas dan kesehatan finansial di balik layar. Mereka membuktikan bahwa menjadi tim yang kompetitif tidak harus berarti mengorbankan masa depan finansial.
Borneo FC berdiri sebagai mercusuar, menunjukkan bahwa di Liga 1, jalan menuju kesuksesan yang sesungguhnya adalah melalui pengelolaan yang sehat, stabil, dan berdampak. (One)