Subscribe

Jelajahi Jejak Masa Silam di ‘Kota Tepian’: Menguak Harta Karun Sejarah Samarinda

3 minutes read

SAMARINDA (nusaetamnews.com) Ibu kota Kalimantan Timur, yang akrab disapa Kota Tepian, bukan hanya pusat pemerintahan dan bisnis modern. Di balik hiruk pikuknya, Samarinda menyimpan sejumlah situs dan warisan yang menjadi saksi bisu perjalanan panjang sejarah, mulai dari era Kesultanan hingga masa kolonial dan perjuangan kemerdekaan. Destinasi-destinasi ini menawarkan jendela ke masa lalu yang kaya akan cerita dan budaya.

Berikut adalah beberapa situs bersejarah utama yang membentuk identitas Kota Samarinda:

Masjid Shiratal Mustaqiem: Mahakarya Religius Tertua

Masjid yang terletak di Samarinda Seberang ini bukan sekadar tempat ibadah; ia adalah tonggak sejarah masuknya Islam di Samarinda. Didirikan pada tahun 1881, Masjid Shiratal Mustaqiem merupakan masjid tertua di Samarinda dan telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya yang dilindungi pemerintah.

  • Nilai Historis: Dibangun oleh Habib Abdurahman bin Muhammad Asseggaff. Masjid ini berdiri kokoh dengan arsitektur kayu ulin yang dikenal kuat dan tahan lama, mempertahankan bentuk keasliannya hingga kini.
  • Keunikan: Menyimpan salah satu koleksi bersejarah berupa Al-Qur’an kuno yang diperkirakan berusia 400 tahun.

Museum Kota Samarinda: Jantung Koleksi Sejarah

Bagi yang ingin memahami Samarinda dari masa ke masa, Museum Kota Samarinda adalah jawabannya. Meskipun relatif baru sebagai museum, koleksinya merangkum sejarah kota secara komprehensif.

  • Apa yang Ditampilkan: Berbagai koleksi bersejarah, mulai dari foto-foto tua yang merekam perkembangan kota, artefak, replika benda-benda kuno, hingga profil lengkap para Wali Kota Samarinda dari tahun 1960.
  • Warisan Budaya: Museum ini juga memamerkan kekayaan budaya lokal, seperti berbagai motif Kain Sarung Samarinda yang khas, keramik kuno, dan alat-alat tradisional Suku Dayak.

Jejak Kolonial di Kawasan Kota Lama

Samarinda juga menyimpan sisa-sisa arsitektur masa kolonial Belanda. Beberapa bangunan tua yang kini dialihfungsikan tetap menyiratkan gaya Eropa Kuno yang mendominasi tata kota pada masanya.

  • Tugu Hansip (Tugu Ganyang Malaysia): Tugu di depan Pasar Segiri ini menjadi saksi bisu pelaksanaan Dwikora atau operasi “Ganyang Malaysia” di Kalimantan Timur, dibangun atas gotong royong warga kala itu.
  • Perumahan dan Bangunan Belanda: Kawasan seperti Jalan Mawar dan Jalan Milono dulunya merupakan perumahan bagi pejabat kolonial. Meskipun banyak yang telah direnovasi, beberapa rumah tua bergaya Eropa masih dapat dilihat. Kantor-kantor bersejarah seperti bekas kantor Jawatan Kehutanan (kini Kantor Kadin Kaltim) juga menjadi pengingat era tersebut.

Kampung Ketupat: Perpaduan Budaya dan Tradisi

Berlokasi di bantaran Sungai Mahakam, kawasan ini mencerminkan kehidupan masyarakat lokal yang masih mempertahankan tradisi.

  • Keunikan: Berasal dari kebiasaan turun-temurun warganya dalam membuat ketupat, yang kemudian menjadi kekhasan sekaligus penggerak ekonomi lokal.
  • Pengalaman: Menjadi salah satu destinasi wisata susur Sungai Mahakam, menawarkan pengalaman budaya dan kuliner yang kental.

Wisata Susur Sungai Mahakam: Sungai Saksi Bisu Peradaban

Sungai Mahakam bukan sekadar ikon geografis, melainkan jalur utama peradaban. Susur sungai menawarkan perspektif unik untuk melihat langsung jejak-jejak sejarah yang masih berdiri di tepiannya.

Kunjungan ke situs-situs ini bukan hanya rekreasi, tetapi juga perjalanan edukatif yang mendalam. Mereka adalah pengingat bahwa Kota Tepian, Samarinda, memiliki narasi sejarah yang kuat, melampaui citranya sebagai kota industri dan modern. Menggali kisah-kisah tersembunyi ini adalah langkah penting untuk mengapresiasi dan melestarikan warisan berharga Kalimantan Timur. (one)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *