Subscribe

627 Pekerja Sawit di Perbatasan Full Dokumen! Disdukcapil Kaltim Jemput Bola, Tapi Ada PR Besar: Nikah Siri

2 minutes read

KUTAI TIMUR (nusaetamnews.com) : Disdukcapil Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) baru saja menyelesaikan misi penting: menuntaskan administrasi kependudukan (Adminduk) bagi ratusan pekerja perkebunan kelapa sawit di wilayah perbatasan Kutai Timur dan Berau.

Total 627 pekerja di PT Bina Karya Nuansa Sejahtera (PT BKNS) dan keluarganya kini mendapatkan layanan Adminduk lengkap, mulai dari cetak KTP-el hingga Akta Kelahiran.

Kepala Disdukcapil Kaltim, Kasmawati, menyebut program ini bukan sekadar mencetak dokumen, tapi wujud nyata komitmen pemerintah untuk memastikan warga di pelosok mendapatkan hak-hak dasar mereka.

“Program jemput bola ini adalah wujud komitmen pemerintah daerah untuk melayani masyarakat, terutama mereka yang tinggal di pelosok dan area perbatasan yang sulit dijangkau,” ujar Kasmawati.

Tantangan Besar: Migrasi dan Nikah Siri

Di balik kesuksesan layanan on-the-spot ini, terungkap dua masalah krusial yang harus dihadapi:

1. Migrasi Domisili Sulit: Sebagian besar pekerja adalah migran dari luar Kaltim (seperti Sulawesi Selatan dan NTT). Akibatnya, akta kelahiran anak harus diurus di daerah asal orang tua. Solusi pindah domisili dianggap tidak sederhana dan kurang dipahami pekerja.

2. Status Nikah Siri: Temuan yang paling genting adalah banyaknya pekerja yang hanya menikah secara siri.

“Tanpa surat nikah resmi, penerbitan akta kelahiran anak menjadi terhambat.”

Masalah ini menggarisbawahi isu sosial yang lebih dalam: rendahnya kesadaran hukum dan perlindungan hak-hak sipil bagi keluarga pekerja.

Dokumen Adminduk = Kunci Akses

Kasmawati menegaskan bahwa dokumen kependudukan yang lengkap adalah kunci untuk mengakses layanan publik penting, seperti pendidikan dan kesehatan. Dengan adanya akta kelahiran, anak-anak pekerja sawit kini memiliki kesempatan lebih baik mendapatkan fasilitas dasar tersebut.

Sinergi Perusahaan (PT BKNS) dalam mengawal proses tindak lanjut bagi pekerja yang absen juga diapresiasi sebagai kolaborasi efektif.

Harapan ke Depan: Program jemput bola ini harus diimplementasikan di seluruh wilayah terpencil Kaltim. Namun, untuk menyelesaikan masalah kompleks seperti status perkawinan, Disdukcapil butuh dukungan lebih dari tokoh masyarakat dan agama agar kesadaran akan pentingnya pencatatan sipil yang sah dapat meningkat. (ant/one)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *